TRANSPARANSI Volume 9, Nomor 02, September Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
dengan asam. Asam yang dipakai bisa asam
jawa atau asam gelugur. Selain itu ke dalam
seporsi laksa juga ditambahkan dengan mi
dan sayuran (daun kesum atau bunga
kecombrang). Asam laksa populer di wilayah
Selain kedua macam laksa tersebut
adapula di Indonesia juga terdapat laksa di
Bangka, Belitung, Tangerang, Bogor, dan
Jakarta). Umumnya, berisi bihun dengan kuah
santan kental dan kondimen lainnya seperti
ketupat, oncom, daun kemangi, taoge, dan
tahu. Di Bogor, laksa merupakan satu
makanan yang populer. Kini penjualnya
terkonsentrasi di beberapa tempat, seperti di
Gang Aut, Jl. Suryakencana, Jl.
Ranggagading, dan Cihideung. Komposisi
bahan Laksa Cihideung yang dijajakan secara
berkeliling adalah adanya tambahan oncom
merah. Kuah Laksa Cihideung berupa santan
yang dimasak hingga kental dengan warna
kekuningan. Bumbu laksa terdiri atas bawang
merah, bawang putih, kemiri, kunyit, jahe,
ketumbar, serai, temu mangga, merica, garam,
dan daun salam. Saat hendak disajikan, bihun,
taoge, oncom, dan kemangi harus diseduh
dengan kuah laksa panas secara berulang-
ulang. Tujuannya untuk mematangkan bahan-
bahan tersebut. Setelahnya, dimasukkan ke
dalam piring saji dan ditambahkan dengan
ketupat, tahu yang direbus dalam kuah santan,
dan serundeng. Atau, jika ingin lebih komplet
bisa ditambahkan dengan telur ayam rebus
atau daging ayam suwir. Pelengkap lainnya
Menurut Kusmayadi (2000) penelitian
adalah proses berpikir secara logis dan
analitis untuk menghasilkan kesimpulan yang
benar. Sedangkan metode penelitian deskriptif
adalah metode penelitian yang melukiskan
secara sistematis fakta atau karakteristik
populasi tertentu atau bidang tertentu. Metode
penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan atau melukiskan
keadaan subjek atau objek penelitian pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta itu pada
tahap permulaan tertuju pada usaha
mengemukakan gejala-gejala secara lengkap
di dalam aspek yang diselidiki agar jelas
keadaan dan kondisinya. Pada tahap
berikutnya dikembangkan dengan
memberikan penafsiran yang memadai atas
fakta-fakta yang ditemukan. Metode ini pada
dasarnya dapat diwujudkan juga sebagai
usaha memecahkan masalah dengan
membandingkan persamaan dan perbedaan
gejala yang ditemukan, mengadakan
klasifikasi gejala, menilai gejala, menetapkan
hubungan antar gejala yang ditemukan, dan
lain-lain. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa metode deskriptif ini merupakan
langkah melakukan representasi objektif
tentang gejala yang terdapat di dalam masalah
yang diteliti. (Nawawi, 1991).
Sedangkan Nazir (1999) menyatakan
bahwa metode deskriptif adalah suatu metode
untuk meneliti status sekelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan antara
fenomena yang diselidiki. Dijelaskan juga
oleh Shields & Tajalli (2006) bahwa ada
hubungan yang erat antara kerangka teoritis,
masalah penelitian, dan data-knowledge yang akan
dianalisis. Saat masalah penelitian ditemukan,
peneliti harus menganalisis literatur untuk
menemukan jawaban dengan menggunakan
teori yang sesuai. Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran mengenai Laksa
Cihideung sebagai kuliner khas di Bogor. Hal
ini dilakukan dengan mengukur variabel-
variabel yang berhubungan dengan faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
Unit yang akan diteliti dalam penelitian
ini adalah Laksa Cihideung yang berada di
perbatasan antara Bogor dan Sukabumi di
wilayah Provinsi Jawa Barat. Wisatawan yang
datang ke Laksa Cihideung adalah sebagai
subjek yang akan menentukan untuk
memberikan penilaian terhadap variabel-
variabel yang memberikan gambaran Laksa